Mari Menyelami Dalamnya Samudra Kisah

Di saat sebagian orang hanya menjadikan kisah sebagai pengantar tidur, di sisi lain sebagian orang mencoba untuk mempelajari kisah (sejarah) sebagai sebuah mata pelajaran di sekolah-sekolah.

Setidaknya mulai dari jenjang sekolah dasar kisah (sejarah) sudah diajarkan sebagai sebuah mata pelajaran. Berlanjut pada jenjang-jenjang berikutnya, bahkan sampai di kampus-kampus atau perguruan tinggi sejarah terus dipelajari.

Ketika ditanyakan kepada mereka yang pernah mempelajari mata pelajaran sejarah, maka jawabannya tidak jauh dari kesan membosankan dan tidak menyenangkan. Kenapa? Karena mempelajari sejarah seakan hanya menghafal nama, tanggal dan tempat peristiwa.

Apakah belajar sejarah memang membosankan? Jika memang iya, apakah mereka yang merasa belajar sejarah begitu membosankan memang sudah benar-benar mempelajari sejarah?

Jawabannya mereka memang sudah mempelajari sejarah. Namun jika kita umpamakan kisah (sejarah) sebagai sebuah samudra yang dalam, maka yang baru mereka pelajari dari sejarah hanya permukaannya saja. Mereka belum menyelami dalamnya sejarah sehingga bisa menemukan indahnya mutiara hikmah di dalamnya.

{لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ} (سورة يوسف: 111)

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat ‘Ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf: 111)

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa dalam kisah-kisah umat terdahulu ada ‘Ibrah (pelajaran). Untuk siapa? Apakah untuk semua orang? Ternyata tidak. ‘Ibrah itu hanya untuk mereka yang mempunyai dan menggunakan akalnya.

Maka mereka yang baru sampai pada permukaannya saja, mustahil bisa merengkuh indahnya mutiara-mutiara hikmah yang terkandung di dalam kisah (sejarah).

Kata ‘Ibrah sendiri secara behasa berasal dari kata ‘Abara – Ya’buru yang memiliki makna menyebrang. Dari kata ini pula muncul kata Mi’bar yang memiliki arti alat penyeberangan atau jembatan.

Artinya Allah SWT menginginkan agar kita menjadikan kisah-kisah ini menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan umat-umat sebelum kita. Dengan kisah ini kita bisa melintasi ruang dan waktu untuk mengambil pelajaran-pelajaran yang tersimpan di dalam kisah-kisah tersebut.

{فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} (سورة الأعراف: 176)

“Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (QS. al-A’raf: 176)

Marilah kita selami dalamnya samudra kisah ini dengan menggunakan akal dan pikiran kita sehingga kita dapat merengkuh indahnya mutiara-mutiara hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya.

Wallahu A’lam

Gresik, 19 Juni 2017

Al Ustadz Ali Markasan, Lc.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 Mahdharah Islamiyyah Indonesia

©2025 | Mahdharah Official