Kisah Sebagai Kurikulum Pendidikan Umat Manusia

Ada fakta yang menarik ketika kita mencermati rahasia sukses Rasulullah SAW dalam mendidik para Shahabat beliau. Bagaimana tidak? Kaum buta huruf yang tinggal di negeri gersang tanpa pepohonan bisa menjadi pemimpin peradaban dunia.

Inilah potret kaum buta huruf tersebut sebelum mendapatkan sentuhan pendidikan dari Sang Rasul Mu’allim SAW.

{هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} (سورة الجمعة: 2)

“Dialah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari kalangan mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka al-Kitab dan Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. al-Jumu’ah: 2)

Dalam ayat ini tidak hanya terdapat gambaran betapa terbelakangnya kaum dimana Rasulullah SAW diutus. Namun dalam ayat ini pula terdapat kurikulum dahsyat yang mengubah kaum terbelakang tersebut menjadi pemimpin dunia.

Ya, kurikulum itu langsung bersumber dari Sang Pencipta alam semesta. Di awal, ada proses pembacaan ayat-ayatNya yang disertai dengan proses Tazkiyah (pensucian), sampai tiba saatnya umat ini diajari hukum dan Taklif ibadah yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

Proses pertama adalah pembangunan pondasi yang kokoh melalui pelajaran iman (aqidah) dan akhlak. Dilanjutkan pada proses selanjutnya berupa pembebanan ibadah-ibadah. Proses pertama terjadi pada fase Makkiyyah, sedangkan proses berikutnya terjadi pada fase Madaniyyah.

Di antara kurikulum Qur’ani tersebut adalah dengan kisah-kisah. Artinya kisah-kisah dalam al-Qur’an memiliki peranan penting dalam pendidikan umat manusia. Lantas seberapa banyak muatan kisah dalam kurikulum Qur’ani? Ternyata sepertiga kurikulum Qur’ani adalah dengan kisah.

Menariknya ketika kita cermati lebih dalam, ternyata sepertiga al-Qur’an yang berisi kisah-kisah ini hampir semuanya turun di Makkah. Artinya kisah-kisah ini berperan dalam pendidikan iman (aqidah) dan akhlak yang merupakan pondasi awal bangunan umat ini sebelum diberi beban-beban berupa Taklif ibadah.

Maka ketika kita dapati generasi umat ini yang merasa berat dengan beban-beban ibadah, berarti penyakitnya ada di pondasi iman (aqidah) dan akhlaknya. Lantas apakah solusi dan obatnya? Salah satunya adalah dengan kisah.

Wallahu A’lam.

Pasar Minggu, 15 Juni 2017
Ali Markasan, Lc.

✅✅✅✅
Daftar kelas tadabbur kisah-kisah dalam Al Qur’an bersama Ustadz Ali Markasan Lc di +62851 7970 5763

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 Mahdharah Islamiyyah Indonesia

©2025 | Mahdharah Official